 |
| Pemakaman pasutri di Lampung (Foto: Istimewa) |
PESAWARAN - Keluarga pasangan suami istri (pasutri) di Lampung korban pembunuhan Slamet Tohari alias Mbah Slamet di Jawa, berharap pelaku dihukum mati.
Jenazah Irsad dan Wahyu Triningsih, pasutri asal Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran telah dimakamkan, Sabtu (8/4/2023).
Surkriyadi, kakak Wahyu Triningsih, berharap Slamet Tohari dukun pengganda uang asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu dihukum mati.
"Kami keluarga berharap Slamet Tohari dihukum seberat-beratnya, dihukum mati, karena perbuatannya terlalu keji menghilangkan banyak nyawa," ujarnya, usai pemakaman.
Mendiang pasutri ini meninggalkan dua putri yang masih duduk di bangku sekolah berinisial AC serta D berusia 3 tahun.
Rencananya, pihak keluarga korban akan menggelar takziah selama satu Minggu ke depan.
Sebelumnya, kedua jenazah tiba di rumah duka pada Sabtu, pukul 03.00 WIB.
Pihak keluarga kemudian memakamkan keduanya di TPU Simbaretno pada pukul 09.00 WIB.
Buru Penghubung
Sementara Sukijo alias Kijo warga Seputih Mataram, Lampung Tengah yang mengenalkan dua pasutri kepada Slamet Tohari, belum diketahui keberadaannya.
Polisi masih memburu Kijo karena dinilai menjadi saksi kunci untuk menguak kematian korban.
"Kami terus mengumpulkan bukti-bukti dan mencari keberadaan Kijo untuk membantu proses penyelidikan yang dikatakan Polres Banjarnegara," kata Kasatreskrim Polres Pesawaran, AKP Supriyanto Husin, usai pemakaman pasutri korban Mbah Slamet, dilansir detikcom.
Pencarian terhadap Kijo dilakukan untuk mengetahui apa saja yang dibawa para korban ketika menemui pelaku.
"Penyelidikan yang kami lakukan untuk mengetahui terkait keberangkatan korban ini dan siapa yang mengajaknya serta barang apa saja yang dibawa pada saat menemui pelaku ini," terang Supriyanto.
Polres Pesawaran saat ini telah meminta keterangan dari beberapa pihak keluarga terkait Sukijo, yang dikatakan menjadi jembatan atas perkenalan para korban dengan pelaku.
Mbah Slamet saat ini telah ditahan di Polres Banjarnegara. Berdasarkan pengakuannya, total ada 12 korban yang dibunuh di mana 4 diantaranya berasal dari Lampung. (*)
>
